Monday 29 June 2015

Bukit Paralayang, Gunung Banyak - Kota Wisata Batu




Paralayang. Untuk orang-orang baru di daerah Malang, sepertinya tempat itu menjadi pijakan pertama petualangannya untuk melakukan kegiatan #explore yang lagi hits itu. Ya kalau #explore nya di daerah Malang, yang cukup banyak tempat wisata di daerah kabupatennya, maka cukup menambahkan nama itu dibagian akhirnya menjadi #exploremalang. Benar memang kalau tempat yang greget bisa jadi sangat menyenangkan karena faktor keberadaan dan lokasinya yang memang menakjubkan. Tapi apalah arti tempat yang menyenangkan kalau tidak dibarengi sama keberadaan teman-teman hebat yang senantiasa menemani(?)

Ya. Bersyukurlah saya akhirnya sempat menaiki bukit (Gunung Banyak) setinggi 1315 mdpl itu setelah sekian lama hanya mendengar gaungnya yang kerasa karena spotnya yang ‘cukup’ bagus untuk mengambil selfie ataupun foto untuk pengganti dp line maupun upload instagram. Sekali lagi. Apalah daya jikalau istimewa tempatnya namun tanpa didampingi teman disana. Bagi perokok sih katanya cukup dengan hisapan udah berarti ada teman. Lha kalau bagi saya? Yang kini sudah tidak berteman dengan tembakau bungkus kertas itu? Mau tidak mau ya harus ada teman real yang menemani.

Untuk para mahasiswa baru di daerah Malang dan sekitarnya nih. Silahkan. Jangan sampai lupa untuk #mampirsebentar di bukit ini untuk menandai awal perantauan kalian di Malang. Jangan lupa pula untuk menggunakan jaket dan pakaian hangat agar temen-temen bisa menjaga tubuh tetap hangat. Jadi nggak perlu pelukan bagi temen-temen yang kesana dengan pasangan *dosa* dan sekaligus untuk menjaga hati para jombs yang mungkin juga disana dengan temen-temen jombs-nya.

Paralayang merupakan salah satu obyek wisata yang terletak secara administratif di daerah Kota Wisaya Batu. Untuk mencapai lokasi tersebut, terdapat dua alternatif jalur yang dapat dilalui misalkan si traveler berasal dari arah Malang menuju Kota Batu yaitu melalui jalur (1) dan jalur (2). Saya sarankan saja bagi traveller muda yang menggunakan kendaraan tangguh untuk melalui jalur yang (2) karena di jalur tersebut terdapat tanjakan yang cukup curam untuk dilalui kendaraan yang sudah cukup udzur, hehe. Selain itu jalur ini juga sedikit lebih pendek dibanding jalur satunya. Saran lagi nih. Karena memang yang biasa ditunggu saat ada di Paralayang adalah pemandangannya saat metahari mau terbit, saya sarankan untuk teman-teman untuk sekedar #mampirsebentar di Pos Ketan Legendaris yang berada di dekat alun-alun Kota Batu sambil merasakan suguhan utamanya yang cukup melegenda itu.

Jalur 1 - Jika dari Pujon dan Ngantang
Ambil arah ke Batu sampai Pujon hendak arah ke Coban rondo, akan ada pertigaan atau jalan bercabang dimana semuanya menuju ke Kota Batu, ambil yang lurus yang arah ke Songgoriti (Batu) dan pelankan sekitar 100 m ada pertigaan belok kiri, dan ikuti jalan dan papan penujuk jalan yang ada, karena sudah banyak penunjuk jalan yang ke arah paralayang, ketika sampai di kaki bukit akan ada 2 jalan satu ke bawah dan satu keatas, ambil yang keatas disini kondisi jalan mulai terasa tidak enak kerena tersusun atas batu dan beton yang mulai hancur, dan kelihatan tanahnya serta menanjak, 100 m hendak sampai ke tempat parkir akan ada loket.

Jalur 2 - Jika dari Batu
Ambil arah ke Pujon hingga sampai di Desa Songgokerto lalu belok kanan arah ke Songgoriti, akan ada banyak villa dan orang yang menawarkan villa, lurus ikuti jalan hingga menemukkan jalan menanjak dimana itulah kaki dari gunung banyak, ikuti jalan menanjak yang sangat curam pastikan anda memakai gigi roda 1, sampai masuk ke Pujon lalu anda akan menemukan pertigaan dimana seperti rute diatas, yang berada disisi kanan jalan lalu ikuti jalan itu sesuai petunjuk diatas.

Setelah mencapai kawasan paralayang kita perlu merogoh kocek sebesar lima ribu rupiah untuk membayar tiket masuknya per orang, kemudian naik sedikit untuk mencapai sekitar puncaknya dibutuhkan lima ribu rupiah lagi untuk mebayar iuran parkirnya per kendaraan roda dua. Entah dengan biaya parkir kendaraan roda empat, soalnya saya sendiri lupa untuk menanyakannya *maafkan*. Disini terdapat pula beberapa warung kecil sebagai kantin untuk menyediakan jajanan bagi pengunjung dan juga kopi hangatnya untuk menemani di tengah udara dingin daerah Kota Batu sekitar 15 hingga 19 derajat celcius. Lumayan loh sambil nunggu munculnya si matahari.

Apa sih yang bikin tempat ini cukup menarik bagi pengunjung? Kalau menurut saya itu karena pemandangannya di malam hari dengan cahaya lampu Kota Malang dan Kota Batu, dan pemandangan yang tersaji di pagi hari saat udah ada mega merah di langit. Greget banget. Makanya coba kesana. Pokoknya begitu mega merah udah muncul jangan lupa siapin kamera entah kamera hp atau malah DSLR untuk ambil foto selfie atau foto rame-rame. Wait. Jangan lupa sempetin waktu untuk Sholat Shubuh loh.

Btw di kawasan yang sama terdapat pula tempat khas untuk dijadikan spot foto yaitu Rumah Pohon. Tapi waktu saya ke Paralayang tempat Rumah Pohon tidak buka karena malam hari sampai pagi memang nggak buka. InsyaAlloh setelah saya kesana nanti menuliskan ceritanya juga kok, hehe.

Sampai sekarang saya sudah menaiki Bukit Paralayang itu tiga kali. Yang pertama dengan kawan-kawan jurusan lain satu teknik, berikutnya dengan temen-temen satu jurusan, dan yang terakhir dengan kawan Bengal. Terimakasih Nadya, Brigita, Fredo, Agil, Fahmi, Yanti, Fadli, Fajri, dan Noska yang akhirnya mau menemani saya untuk merasakan puncak bukit yang menyenangkan itu bersama kalian. Meski ada sedikit insiden yang lumayan menyedot perhatian para pahlawan di dompet saya untuk hari-hari berikutnya, namun pengalaman itu akan menjadi momen yang tersimpan baik dalam memori.

Nb : Sumber jalur menuju Bukit Paralayang

Foto tambahan ~
1. Ini pertama jalan ke Bukit Paralayang sama temen-temen Danton

 2. Yang ini yang kedua sama temen-temen PWK FT-UB
 3. Yang ini diambil malem hari dengan backgroun utama cahaya lampu Kota Batu


 

1 comment:

  1. waw

    (Komentar nggak kreatif dan ngeselin karena bisa komentar lebih leluasa di kehidupan nyata -red)

    ReplyDelete

Berikan komentar yang sehat dan terlepas dari pesan SARA, SEX, dan POLITIK :)