Saturday 8 August 2015

Gunung Budheg – Kabupaten Tulungagung

Berkat acara My Trip My Adventure (MTMA) itu, sekarang wisata di Kabupaten Tulungagung lagi marak-maraknya. Ditambah lagi, cepatnya perkembangan ponsel-ponsel dengan kamera super canggih yang lantas membantu teman-teman jones untuk ber-selfie ria diberbagai spot yang lagi hits di Instagram.

Tak hanya memiliki pantai-pantai menarik, Kabupaten Tulungagung juga memiliki salah satu bukit yang sangat menawan. Inilah Gunung Budheg. Memang namanya Gunung Budheg, namun saya tetap menyebutnya dengan nama bukit karena memiliki ketinggian 585 mdpl. *terdapat dua sumber ketinggian Gunung Budheg, 585 mdpl dan 617, namun penulis cenderung pada informasi yang pertama*

Gunung Budheg atau yang memiliki nama lain Gunung Cikrak, terletak di sisi selatan Kota Tulungagung, tepatnya di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat. Kita dapat menemukannya dengan mudah apabila mengikuti jalan dari Alun-alun Tulungagung terus menuju ke selatan dengan jarak 9 km. Normalnya, memerlukan waktu kurang lebih 20 menit untuk mencapai lokasi. Nanti Gunung Budheg akan terlihat di sisi timur jalan.

Setelah mencapai ke lokasi, saya dan teman-teman yang berkesempatan kesana di hari ketiga lebaran Idul Fitri, tidak dikenai biaya sepeserpun untuk berkunjung ke puncak bukit ini. Namun, tetap saja harus membayar untuk keperluan parkir kendaraan di kaki bukit. Untuk pengunjung yang sekiranya berminat untuk bermalam, tetap diharuskan untuk mampir ke pos penjaga untuk dilakukan pendataan.

Saya mendaki ke puncak Gunung Budheg dengan saudara saya Rosyida, Khusna, Aini, Rusdi, Edo, Ardi, Fais, dan Muna. Jangan berfikiran ke puncak itu harus dengan  menggunakan training, sepatu gunung, atribut sana sini dan lain sebagainya. Meski memang idealnya seperti itu, tetapi saya dan teman-teman yang lain menuju puncak dengan kostum yang cukup sederhana. Bahkan, tiga dulur saya perempuan yang naik malah menggunakan busana muslim khas kegiatan silaturrahmi ba’dan, dan saudara yang lain ada pula yang menggunakan sandal jepit.

Perkiraan saya, kami dapat mencapai puncak Gunung Budheg dengan mudah seperti tenaga yang dibutuhkan untuk mencapai puncak Bukit Paralayang di Kota Batu (Baca: Bukit Paralayang, Gunung Banyak - Kota Wisata Batu). Di Bukit Paralayang, kami tanpa lelah pun dapat mencapai puncak karena memang lokasi parkir terdapat di atas di dekat puncak dan dapat ditempuh kurang dari 1 jam dari dasar bukit. Namun disini berbeda. Tiga saudara saya yakni Fais, Ardi, dan Muna memilih untuk turun kembali karena cukup lelah ketika perjalanan masih menempuh kurang lebih seperempat jalan. Untuk mencapai puncak Gunung Budheg, kami memerlukan waktu hampir dua jam. Mengenai jalan yang kami lalui, sudah cukup jelas dan cukup aman karena sudah disediakan papan petunjuk dan juga tali tambang ketika sudah hampir sampai di atas.

Berbeda dari Bukit Paralayang. Gunung Budheg menawarkan pemandangan Kabupaten Tulungagung yang sangat menarik dengan banyaknya areal persawahan yang berada di sekitar pemukiman warga di bawah. Begitu pula pemandangan perbukitan nan hijau yang membujur dari Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek. Memang, seperti inilah ciri khas sisi selatan Pulau Jawa yang selalu terdapat kawasan perbukitan yang menyembunyikan keindahan pantai selatan yang jelas juga terdapat di Tulungagung tercinta.

Di puncak tertinggi Kabupaten Tulungagung ini, pendaki, atau mungkin para jones saya himbau jangan sampai lupa membawa kamera terbaik yang dimiliki agar tidak melewatkan pemandangan yang tersaji dan begitu alami. Menurut saya, spot terbaik untuk diambil disini adalah latar perbukitan dan juga kondisi saat menuju sunset. Sehingga pengunjung dapat mengambil gambar siluet dengan frame alami ranting-ranting pohon yang begitu menawan.

Puncak Gunung Cikrak ini, bagi saya, sangat recommended buat para pecinta wisata asli Tulungagung, dan juga sebagai latihan apabila temen-temen semua ingin muncak di gunung-gunung lain yang tak kalah indah di seantero Indonesia. Masak iya kita mengagumi wilayah lain sebelum kita mengenalkan wisata milik kita sendiri? Iya kan? *iya, hahahaa*


Kota Malang – Kamis, 6 Agustus 2015

Peta lokasi berdasarkan Google Maps

 Selfie saat naik *istirahat*

Iseng-iseng ngambil foto siluet sebelum sunset

1 comment:

Berikan komentar yang sehat dan terlepas dari pesan SARA, SEX, dan POLITIK :)